Kamis, 06 Juni 2013

Untuk Istriku, Belahan Jiwaku

Tak terasa waktu ternyata tlah banyak berlalu
Tak terasa hari ternyata tlah banyak berganti
Tak terasa mimpi ternyata tlah banyak menjadi nyata
Tak terasa suka dan duka ternyata tlah banyak terlewati
Tak terasa begitu banyak cerita ternyata datang dan pergi silih berganti

Tak jarang ku membuatnya terjaga dalam lelap
Tak jarang ku membuatnya menangis dalam mimpi
Tak jarang ku membuatnya tersedu dalam sepi
Tak jarang ku membuatnya menyimpan keluh tanpa kesah
Tak jarang ku membuatnya terluka dalam kata

Tak terhitung air mata yang ia teteskan karena tersakitiku
Tak terhitung tawa yang ia deraikan karena candaku
Tak terhitung peluh yang ia curahkan karena mendampingiku
Tak terhitung kasih yang ia berikan karena mencintaiku
Tak terhitung waktu yang ia luangkan karena menemaniku


Wanita ini setiap hari rela melayaniku tanpa kenal lelah
Wanita ini setiap waktu rela bahagia meski sekedar berkhayal
Wanita ini setiap detik menjaga kehormatan keluargaku
Wanita ini setiap saat memastikan bahwa aku baik-baik saja
Wanita ini adalah istriku

Dia tlah bersamaku sejak aku bukan siapa-siapa
Dia tlah bersamaku sejak aku tak punya apa-apa
Dia tlah menemaniku saat aku berduka
Dia tlah menemaniku saatku terluka
Dia tlah menemaniku saatku bahagia

Dia adalah wanita yang pertama kali aku temui di sana sebelum kenal siapa pun
Dia adalah wanita yang bersahaja, mengajariku pentingnya saling berbagi
Dia adalah wanita yang memiliki perasaan yang halus namun tegar
Dia adalah wanita yang rela mengorbankan perasaannya demi perasaanku
Dia adalah wanita sejatiku


Seisi dunia pun tak kan mampu menggantikan cinta dan kasih sayangnya
Cinta dan kasih sayang untukku,, dan untuk anak-anakku
Terima kasih sayang,, terima kasih cintaku
Terima kasih sudah mendampingiku dan menemani hari-hariku
Selamat ulang tahun
Ku akan slalu berusaha untuk membahagiakanmu

dari aku,, suamimu

Aku adalah Interisti

Aku baru mulai aware terhadap yang namanya bola pas lagi kelas 2 SMU. Bagaimana gak, obrolan teman-teman di kelas melulu soal bola. Biasanya cuma tau timnas, piala dunia dan piala bukan dunia (*euro maksudnya)

Nonton berita bola jadi kian sering dilakonin biar obrolan dengan teman-teman bisa nyambung. Liga yang menarik perhatianku saat itu adalah liga italia. Yang pada tahun itu, 1997-1998, nama Internazionale FC begitu menarik perhatian.


Saat itu aku bener-bener buta soal yang namanya bola dan klub bola. Mungkin ini yang namanya cinta pertama, cinta yang sampai saat ini tak pernah padam, cinta pada klub bola yang bernama lengkap Internazionale of Milan Football Club, sering disebut inter atau intermilan. Dan aku adalah interisti (*sebutan untuk fans intermilan)

Sejak tahun itu, inter memang sangat sedikit memperoleh trofi bergengsi. Hanya juara piala UEFA yang hadir di awal aku menyukai inter. Selanjutnya hanya sekedar "nyaris". Tapi hal itu tak pernah membuatku beralih menyukai klub besar eropa lain yang sudah menjadi langganan trofi bergengsi. Niat dan usaha presiden inter, Massimo Moratti pun tak pernah surut. Berbagai bintang lapangan hijau ia datangkan untuk dapat menghadirkan piala di lemari inter. Rekor transfer juga sering dipecahkan sejak tahun itu. Mulai dari Ronaldo, Christian Vieri dan lain-lain.


Penantian panjang itu pun akhirnya datang. Musim 2004/2005 inter akhirnya merengkuh trofi Coppa Italia, ini awal dari trofi-trofi bergengsi lainnya yang dikuasai inter. Scudetto hadir setahun kemudian, 2005/2006, setelah puasa trofi ini selama 17 tahun, di bawah kepelatihan Roberto Mancini. Yang paling membahagiakan bagi interisti di dunia, inter berhasil merebut juara liga champion, setelah tak pernah menyentuh trofi ini selama 45 tahun!!! sekaligus menjadikannya sebagai peraih Treble Winner musim 2009/2010 (sebutan bagi klub yang berhasil merebut tiga trofi resmi di tingkat negara dan eropa), yakni scudetto, coppa italia dan liga champion eropa dibawah kepelatihan the special one, Jose Mourinho.

Setelah merebut treble winner itu, inter memang seakan-akan antiklimaks. Beberapa bintangnya terpaksa dijual karena alasan finansial akibat krisis global. dan kian menuanya bintang-bintang yang bertahan. Hal ini berdampak buruk bagi prestasi inter.

Tapi, interisti tetaplah interisti,, di saat apapun, sejak pertama ku memilih jersey biru hitam, aku tak pernah melewatkan momen apa pun tentang inter. Menang, seri, atau kalah hanyalah hasil. Loyalitas tetap abadi.

Forza La Grande INTER!!!